Perusahaan China Terima Transaksi dengan Naira: Babak Baru Hubungan Dagang Nigeria–Tiongkok

 



Dalam dunia perdagangan internasional, dolar Amerika Serikat selama puluhan tahun mendominasi sebagai mata uang utama dalam transaksi lintas negara. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mulai muncul tanda-tanda pergeseran. Salah satu perkembangan terbaru datang dari Afrika, ketika sejumlah perusahaan asal Tiongkok memutuskan untuk menerima pembayaran dalam mata uang lokal Nigeria, yaitu Naira, alih-alih selalu menggunakan dolar. Langkah ini bukan hanya mencerminkan hubungan dagang yang semakin erat, tetapi juga membuka pintu bagi perubahan besar dalam lanskap keuangan global.

Latar Belakang Hubungan Dagang Nigeria–Tiongkok

Nigeria dikenal sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Afrika, dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama minyak dan gas. Seiring meningkatnya kebutuhan pembangunan infrastruktur dan industri, Nigeria semakin menggantungkan diri pada mitra dagang besar, salah satunya Tiongkok.

Tiongkok sendiri dalam dua dekade terakhir menanamkan investasi besar di Afrika, membangun jalan raya, jembatan, pembangkit listrik, hingga proyek kereta cepat. Nigeria menjadi salah satu negara yang paling banyak menerima aliran investasi ini. Akibatnya, volume perdagangan kedua negara pun terus meningkat. Menurut data ekonomi terbaru, nilai perdagangan bilateral Nigeria–Tiongkok mencapai puluhan miliar dolar setiap tahunnya.

Namun, dominasi dolar dalam transaksi sering kali menimbulkan masalah. Perusahaan Nigeria kesulitan mendapatkan akses dolar akibat keterbatasan cadangan devisa dan regulasi ketat bank sentral. Hal ini memicu keluhan dari pelaku usaha yang ingin memperlancar impor barang, terutama produk manufaktur dari Tiongkok.

Langkah Baru: Transaksi dalam Naira

Di tengah tantangan tersebut, kabar bahwa perusahaan Tiongkok mulai menerima pembayaran dalam Naira disambut sebagai angin segar. Bagi pengusaha Nigeria, ini merupakan langkah yang sangat membantu, karena mereka tidak perlu lagi bersusah payah menukar Naira ke dolar dengan biaya tambahan dan antrian panjang di bank.

Dengan transaksi langsung menggunakan mata uang lokal, biaya perdagangan dapat ditekan. Importir Nigeria bisa membeli barang Tiongkok lebih cepat, sementara perusahaan Tiongkok dapat memperluas pasar mereka tanpa tergantung sepenuhnya pada dolar.

Keputusan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah Nigeria, yang selama masa pemerintahan Presiden Bola Ahmed Tinubu mendorong kebijakan “dedolarisasi” parsial, yakni mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan internasional. Langkah serupa sebenarnya telah dilakukan oleh beberapa negara berkembang lain yang berusaha memperkuat kedaulatan moneternya.

Manfaat Bagi Nigeria

  1. Kemudahan Akses Perdagangan
    Sebelumnya, importir Nigeria harus menghabiskan waktu dan biaya untuk memperoleh dolar. Kini, dengan Naira diterima langsung, mereka bisa lebih cepat memenuhi kebutuhan bahan baku dan barang konsumsi dari Tiongkok.

  2. Penguatan Stabilitas Mata Uang
    Ketika permintaan dolar berkurang, tekanan terhadap cadangan devisa Nigeria otomatis menurun. Hal ini bisa membantu menjaga stabilitas nilai tukar Naira yang selama ini rentan melemah.

  3. Penghematan Biaya Transaksi
    Menukar Naira ke dolar, lalu ke yuan, menimbulkan biaya ganda. Dengan penggunaan langsung Naira, rantai transaksi menjadi lebih pendek dan lebih murah.

  4. Peluang Meningkatkan Ekspor
    Tidak menutup kemungkinan, langkah ini bisa berbalik arah. Perusahaan Nigeria yang menjual produk pertanian atau sumber daya alam ke Tiongkok juga bisa melakukan transaksi dalam Naira, menciptakan ekosistem perdagangan dua arah yang lebih seimbang.

Tantangan yang Masih Mengintai

Meski terdengar menjanjikan, penerapan transaksi dalam Naira tidak serta-merta berjalan mulus. Ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi:

  • Fluktuasi Nilai Tukar
    Naira dikenal sangat volatil terhadap mata uang asing. Jika nilainya turun tajam, perusahaan Tiongkok bisa menghadapi kerugian besar saat menukar Naira kembali ke yuan.

  • Kepercayaan Internasional
    Naira belum memiliki reputasi kuat di pasar global. Dibutuhkan jaminan dari pemerintah Nigeria agar mitra dagang merasa aman menerima pembayaran dalam mata uang ini.

  • Infrastruktur Finansial
    Sistem perbankan dan teknologi pembayaran lintas negara perlu diperkuat agar transaksi Naira–yuan bisa berjalan lancar tanpa hambatan teknis.

  • Risiko Inflasi
    Jika arus impor terlalu deras, sementara produksi domestik tidak meningkat, Nigeria bisa menghadapi tekanan inflasi. Pemerintah harus menjaga keseimbangan agar tidak terjadi lonjakan harga barang di pasar dalam negeri.

Dampak Global: Dedolarisasi Semakin Nyata?

Langkah perusahaan Tiongkok di Nigeria ini bukanlah kasus terisolasi. Dalam skala global, semakin banyak negara mencoba mengurangi dominasi dolar. Rusia dan Tiongkok, misalnya, sudah lama menggunakan rubel dan yuan dalam perdagangan energi. Negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) bahkan tengah menjajaki kemungkinan menciptakan mata uang bersama.

Jika tren ini berlanjut, dunia bisa menyaksikan perlahan-lahan pergeseran dari sistem perdagangan internasional yang selama hampir satu abad sangat bergantung pada dolar. Meski tidak mungkin dolar tergantikan dalam waktu dekat, penggunaan mata uang lokal seperti Naira dalam skema perdagangan bilateral menunjukkan adanya celah baru dalam struktur keuangan dunia.

Respon Pelaku Usaha Nigeria

Banyak pengusaha Nigeria menyambut gembira kebijakan ini. Para importir barang elektronik, tekstil, hingga komponen otomotif merasa lebih leluasa karena bisa langsung membayar dalam Naira. Seorang pedagang alat kesehatan di Lagos, misalnya, mengungkapkan bahwa proses pemesanan barang dari Tiongkok kini bisa lebih cepat tanpa harus antre membeli dolar di bank sentral.

Namun, sebagian lain masih berhati-hati. Mereka khawatir stabilitas Naira tidak cukup terjaga, sehingga sewaktu-waktu harga barang bisa melonjak jika nilai tukar berubah drastis. Oleh karena itu, banyak yang berharap pemerintah Nigeria dapat memperkuat regulasi moneter dan menjaga inflasi tetap terkendali.

Implikasi bagi Hubungan Bilateral

Bagi Tiongkok, langkah menerima Naira bukan hanya soal bisnis. Ini juga merupakan strategi geoperekonomian untuk memperluas pengaruh finansial di Afrika. Dengan menunjukkan fleksibilitas dalam mata uang transaksi, Tiongkok mempererat hubungan dagang dan politik dengan Nigeria, sekaligus membuka peluang bagi mata uang yuan untuk semakin diterima luas di kawasan.

Bagi Nigeria, ini kesempatan emas untuk memperbaiki neraca perdagangan, mengurangi tekanan pada cadangan devisa, dan memperkuat daya tawar di kancah internasional. Hubungan bilateral yang lebih erat dengan Tiongkok diharapkan bisa mempercepat pembangunan infrastruktur dan transfer teknologi.

Harapan ke Depan

Keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada konsistensi kebijakan, stabilitas ekonomi domestik, dan kemauan kedua belah pihak untuk memperluas cakupan transaksi dalam Naira. Jika berhasil, bukan tidak mungkin langkah ini akan diikuti oleh negara lain di Afrika, bahkan mungkin di kawasan lain yang juga mengalami kesulitan memperoleh dolar.

Nigeria berpotensi menjadi contoh bagi negara berkembang lain: bahwa dengan strategi tepat, mata uang lokal bisa mulai digunakan dalam perdagangan internasional, mengurangi ketergantungan pada satu mata uang global.


Kesimpulan

Penerimaan Naira oleh perusahaan Tiongkok menandai babak baru dalam hubungan dagang Nigeria–Tiongkok. Meski masih banyak tantangan, manfaat yang ditawarkan sangat besar: memperkuat stabilitas mata uang, mengurangi biaya transaksi, serta mempercepat arus perdagangan.

Dalam konteks global, langkah ini juga menunjukkan semakin nyata tren dedolarisasi. Dunia mungkin belum siap sepenuhnya meninggalkan dolar, tetapi arah perubahan sudah mulai terlihat. Dan di tengah pusaran itu, Nigeria kini menjadi panggung penting yang menunjukkan bagaimana mata uang lokal dapat berperan lebih besar dalam perdagangan internasional.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama