“Squid Game di Dunia Nyata: Strategi Korea Selatan Menarik Wisatawan Lewat Budaya Pop Global”

 



Sejak pertama kali dirilis pada tahun 2021, Squid Game menjadi salah satu fenomena terbesar dalam sejarah industri hiburan. Serial asal Korea Selatan yang tayang di Netflix ini bukan hanya berhasil menarik perhatian jutaan penonton di seluruh dunia, tetapi juga menjadi simbol baru bagaimana budaya pop Korea atau K-pop culture mampu menembus batas-batas geografis dan bahasa. Kini, empat tahun setelah debut perdananya, Korea Selatan membawa kesuksesan tersebut ke tingkat yang lebih nyata: menghadirkan Squid Game Experience bagi wisatawan mancanegara yang ingin “merasakan” langsung atmosfer menegangkan dari serial fenomenal itu — tanpa risiko nyata tentu saja.

Langkah ini bukan sekadar ajang hiburan, melainkan bagian dari strategi pariwisata kreatif yang dikembangkan oleh pemerintah Korea Selatan dan berbagai pelaku industri wisata lokal. Mereka menyadari bahwa daya tarik wisata masa kini tidak lagi hanya tentang pemandangan alam, kuliner, atau sejarah, tetapi juga tentang pengalaman imersif yang membuat pengunjung merasa menjadi bagian dari sesuatu yang unik.


Dari Layar ke Kehidupan Nyata: Latar Belakang Ide Unik Ini

Konsep real-life Squid Game mulai muncul tak lama setelah popularitas serial tersebut meledak. Banyak penggemar di seluruh dunia yang mencoba membuat versi permainan sendiri, baik sekadar untuk kesenangan pribadi maupun untuk acara komunitas. Namun, gagasan untuk menjadikannya sebagai bagian dari industri pariwisata secara resmi baru benar-benar diwujudkan di Korea Selatan pada tahun 2025.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara lembaga pariwisata nasional, beberapa perusahaan hiburan besar, serta tim kreatif yang pernah terlibat dalam produksi serial aslinya. Mereka menciptakan arena permainan dengan desain yang menyerupai set asli Squid Game, lengkap dengan warna-warna mencolok, kostum penjaga bertopeng, serta berbagai elemen visual yang sudah sangat melekat di ingatan penonton.

Namun, tentu saja versi wisata ini tidak mengandung kekerasan atau bahaya. Para peserta mengikuti serangkaian permainan yang terinspirasi dari versi aslinya, tetapi dengan sistem penilaian berbasis poin dan hadiah yang bersifat simbolis — bukan taruhan hidup dan mati seperti di serialnya.


Bagaimana Pengalaman Ini Berlangsung

Wisata Squid Game dirancang menjadi pengalaman penuh selama satu hari. Setiap turis yang mendaftar akan mendapat “undangan” mirip seperti yang ditampilkan di serial — sebuah kartu misterius dengan simbol lingkaran, segitiga, dan kotak. Begitu tiba di lokasi, para peserta diminta mengenakan seragam olahraga berwarna hijau khas para pemain di serial tersebut.

Permainan dimulai dengan Red Light, Green Light — atau dikenal di versi Korea sebagai Mugunghwa Kkoci Pieot Seumnida. Boneka raksasa “Young-hee” yang ikonik berdiri di tengah lapangan, dan para pemain harus bergerak hanya saat lampu hijau menyala. Alih-alih eliminasi fisik, sistem sensor akan mendeteksi pergerakan yang salah, dan pemain tersebut hanya “keluar” dari permainan dengan efek cahaya dramatis dan suara khas dari serialnya.

Setelah itu, permainan berlanjut ke tantangan-tantangan lain yang disesuaikan agar aman dan tetap seru: permainan tali, permainan kelereng, dan bahkan versi ringan dari Tug of War di arena yang dikontrol sepenuhnya oleh operator profesional. Di akhir sesi, peserta yang berhasil mengumpulkan poin tertinggi mendapatkan hadiah berupa suvenir eksklusif, seperti boneka mini Young-hee atau kartu undangan replika emas.


Tujuan di Balik Konsep Wisata Ini

Lebih dari sekadar atraksi hiburan, proyek ini memiliki tujuan strategis. Pemerintah Korea Selatan melalui Korea Tourism Organization (KTO) ingin memperkuat posisi negara tersebut sebagai pusat entertainment tourism Asia. Mereka menilai bahwa serial seperti Squid Game, Parasite, dan Crash Landing on You telah membawa citra baru bagi Korea Selatan — bukan hanya sebagai negara maju teknologi, tetapi juga sebagai pusat kreativitas global.

Dengan menghadirkan pengalaman Squid Game dalam dunia nyata, Korea berupaya memanfaatkan momentum popularitas Hallyu wave untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional. Konsep ini juga menjadi cara efektif untuk memperluas pasar wisata di luar destinasi klasik seperti Seoul Tower, Jeju Island, atau Istana Gyeongbokgung.

Menariknya, program ini juga diintegrasikan dengan promosi lintas sektor. Wisatawan yang membeli tiket Squid Game Experience mendapatkan potongan harga untuk mengunjungi lokasi syuting lain dari film dan drama Korea populer. Bahkan, beberapa restoran dan kafe di sekitar arena ikut mengusung tema serupa, menghadirkan makanan dan minuman dengan tampilan yang terinspirasi dari serial tersebut.


Dampak Ekonomi dan Sosial

Dampaknya tidak kecil. Sejak pembukaan perdana versi uji coba di pinggiran Seoul, pemesanan tiket melonjak hingga ribuan per minggu. Banyak turis dari Jepang, Amerika Serikat, hingga Eropa rela datang hanya untuk berpartisipasi dalam permainan ini. Menurut laporan awal, tingkat hunian hotel di sekitar lokasi juga meningkat lebih dari 40 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tidak hanya industri pariwisata yang merasakan manfaatnya, tetapi juga sektor ekonomi kreatif lokal. Desainer kostum, pembuat properti film, hingga perusahaan efek visual turut mendapatkan proyek baru dari ekspansi konsep ini. Bahkan, beberapa universitas di Korea mulai menggunakan fenomena Squid Game Experience sebagai studi kasus dalam mata kuliah pemasaran dan pariwisata.

Selain itu, proyek ini juga menciptakan lapangan kerja baru — mulai dari aktor yang memerankan penjaga bertopeng hingga pemandu wisata yang dilatih untuk berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai negara. Pemerintah daerah setempat memperkirakan bahwa jika proyek ini diperluas ke beberapa kota lain, potensi ekonominya bisa mencapai jutaan dolar setiap tahun.


Peran Budaya Pop dalam Pariwisata Modern

Kisah sukses Squid Game Experience menjadi bukti bahwa budaya populer dapat menjadi instrumen ekonomi yang sangat kuat. Dalam era digital, orang tidak lagi hanya ingin menonton, tetapi juga ingin “mengalami”. Serial, film, atau musik dapat menjadi jembatan emosional antara budaya satu negara dengan masyarakat global.

Korea Selatan telah lama memanfaatkan hal ini. Sebelumnya, drama Winter Sonata pada awal 2000-an sudah menjadi magnet wisata di Pulau Nami. Kini, strategi itu berkembang lebih jauh melalui proyek yang memadukan hiburan, teknologi, dan pengalaman langsung.

Konsep Squid Game Experience juga memperlihatkan pergeseran tren wisata pasca pandemi. Wisatawan mencari pengalaman yang tidak sekadar rekreasi pasif, melainkan yang menawarkan storytelling kuat, nilai hiburan tinggi, serta peluang untuk diabadikan di media sosial. Dengan kata lain, orang ingin berwisata dan sekaligus menjadi bagian dari cerita yang mereka konsumsi.


Aspek Keamanan dan Etika

Meskipun konsep ini membawa sensasi unik, penyelenggara tetap menekankan pentingnya keamanan dan etika. Karena serial aslinya menampilkan kekerasan ekstrem, mereka berhati-hati agar versi wisata tidak menimbulkan kesan brutal. Semua permainan telah dimodifikasi agar aman untuk semua usia di atas 12 tahun.

Selain itu, pengunjung diingatkan untuk tidak membawa properti pribadi berlebihan, dan disarankan untuk mengikuti instruksi pemandu dengan disiplin. Fasilitas medis dan keamanan selalu siaga di lokasi, sehingga tidak ada risiko cedera serius.

Menariknya, banyak wisatawan mengatakan bahwa meskipun mereka tahu itu hanya permainan, adrenalin mereka tetap meningkat karena efek suara, pencahayaan, dan suasana ruangan yang dibuat sangat mirip dengan film. Elemen psikologis inilah yang menjadikan pengalaman ini begitu mendalam dan berkesan.


Tanggapan Publik dan Prospek ke Depan

Respon masyarakat internasional sangat positif. Media global banyak menyoroti proyek ini sebagai salah satu inovasi pariwisata paling kreatif tahun 2025. Para penggemar Squid Game menganggap pengalaman ini sebagai bentuk penghormatan terhadap karya asli, sementara para profesional industri wisata menjadikannya contoh sukses strategi story-based tourism.

Melihat antusiasme yang tinggi, pemerintah Korea Selatan berencana memperluas konsep ini ke beberapa lokasi lain, termasuk Busan dan Incheon, dengan tambahan teknologi augmented reality (AR) dan permainan interaktif berbasis aplikasi. Ada juga rencana untuk membuat versi musiman — misalnya edisi musim dingin atau Squid Game Night Edition dengan pencahayaan khusus dan konser mini bertema Korea Pop Culture.


Kesimpulan

Fenomena Squid Game Experience menunjukkan bahwa dunia pariwisata modern semakin bertransformasi menuju arah hiburan interaktif dan pengalaman emosional. Korea Selatan berhasil memanfaatkan kesuksesan global dari serial televisi untuk menciptakan peluang ekonomi baru sekaligus memperkuat citra nasionalnya di mata dunia.

Lebih dari sekadar permainan, proyek ini adalah bentuk nyata dari kreativitas lintas sektor: bagaimana industri hiburan, teknologi, dan pariwisata dapat berkolaborasi untuk menghasilkan sesuatu yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang nyata.

Pada akhirnya, Squid Game bukan lagi hanya kisah fiksi tentang perjuangan manusia dalam permainan mematikan. Kini, ia menjadi simbol bagaimana sebuah cerita dapat hidup kembali — bukan di layar, tetapi di dunia nyata, di mana siapa pun bisa menjadi bagian dari pengalaman yang tak terlupakan.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama