Pada tanggal 5 November 2025, di Rio de Janeiro, Brasil, sebuah momen penting dalam upaya global melawan perubahan iklim terjadi. Di Museum of Tomorrow — sebuah bangunan futuristik yang mencerminkan visi masa depan — diselenggarakan malam penganugerahan Earthshot Prize 2025. Lima pemenang diumumkan, masing-masing membawa ide revolusioner untuk menyelamatkan alam, udara, lautan, sampah, dan iklim kita. Hadiah ini bukan semata simbolik: setiap pemenang menerima dana besar untuk memperluas dampak proyek mereka dan mempercepat transformasi yang lebih ramah lingkungan di dunia.
Latar Belakang Earthshot Prize
Earthshot Prize sendiri didirikan oleh Pangeran William melalui Royal Foundation sebagai sebuah penghargaan yang mendorong solusi inovatif terhadap krisis lingkungan. Diluncurkan dengan visi “satu dekade untuk menyembuhkan Bumi”, Earthshot Prize telah mengidentifikasi lima “Earthshots” — kategori besar di mana para pemenang dipilih:
-
Melindungi dan memulihkan alam (Protect & Restore Nature)
-
Membersihkan udara (Clean Our Air)
-
Menghidupkan kembali lautan (Revive Our Oceans)
-
Mewujudkan dunia yang bebas sampah (Build a Waste-Free World)
-
Memperbaiki iklim (Fix Our Climate)
Pada tahun 2025, Earthshot mencapai titik pertengahan misinya — lima tahun dari sepuluh tahun yang ditargetkan. Penganugerahan di Rio menegaskan betapa pentingnya skala aksi lingkungan, serta bagaimana inovasi lokal dan global dapat digabungkan untuk dampak besar.
Lima Pemenang Earthshot Prize 2025: Siapa Mereka dan Mengapa Mereka Penting
Earthshot Prize 2025 memilih lima pemenang dari ribuan nominasi di berbagai negara. Mereka adalah:
-
re.green (Brasil) – Protect & Restore Nature
-
Kota Bogotá (Kolombia) – Clean Our Air
-
The High Seas Treaty (Perjanjian Laut Lepas, skala global) – Revive Our Oceans
-
Lagos Fashion Week (Nigeria) – Build a Waste-Free World
-
Friendship (Bangladesh) – Fix Our Climate
Mari kita bahas masing-masing secara lebih mendetail.
1. re.green – Memulihkan Alam dengan Teknologi
re.green, sebuah startup asal Brasil, mendapat penghargaan di kategori “Protect & Restore Nature”. Ide inti mereka sangat canggih: mereka menggunakan kecerdasan buatan (AI), citra satelit, dan analisis data ekologi dan keuangan untuk mengidentifikasi lahan yang paling potensial untuk direstorasi secara ekologis.
Tidak hanya menanam pohon sembarangan, re.green memilih area yang, jika direstorasi, akan memberikan manfaat paling besar — baik dari segi karbon, keanekaragaman hayati, maupun keuntungan ekonomi berkelanjutan (misalnya dari kayu lestari atau kredit karbon). Model ini juga merangkul komunitas lokal, memberikan pekerjaan untuk pengelolaan bibit dan penanaman.
Target jangka panjang mereka ambisius: saat ini mereka sudah beroperasi di empat negara bagian Brasil dan mencakup sekitar 30.000 hektar. Namun, visi mereka lebih besar: mereka ingin meregenerasi 200.000 hektar hutan Atlantik (Atlantic Forest) hingga tahun 2030, dan 1 juta hektar pada tahun 2040.
Kemenangan re.green bukan hanya simbolis. Dengan dana Earthshot (~ £1 juta), mereka dapat mempercepat ekspansi teknologi, memperdalam analisis data mereka, serta memperluas jejak restorasi. Ini adalah contoh bagaimana alam dan ekonomi dapat diintegrasikan: restorasi hutan yang menguntungkan bisa menjadi model baru bagi konservasi berkelanjutan.
2. Kota Bogotá – Menjernihkan Udara dengan Keberpihakan Publik
Bogotá, ibu kota Kolombia, memenangkan Earthshot pada kategori “Clean Our Air”. Transformasi kota ini menjadi studi kasus menarik: meskipun populasi berkembang, kota justru berhasil menurunkan polusi udara secara signifikan melalui kebijakan publik progresif.
Sejak 2018, Bogotá menurunkan tingkat polusi sekitar 24%, melalui kombinasi kebijakan mobilitas hijau, perluasan jalur sepeda, dan armada bus listrik. Mereka juga menanam juta pohon dan mengubah ruang kota yang rusak menjadi taman dan area hijau.
Selain itu, Bogotá sudah membangun salah satu jaringan jalur sepeda terbesar di Amerika Latin, serta mengoperasikan sistem transportasi publik listrik. Semua ini menunjukkan bagaimana investasi pada infrastruktur hijau dan mobilitas berkelanjutan bukan sekadar “biaya” tetapi strategi jangka panjang untuk kesehatan publik dan keberlanjutan. Kemenangan mereka di Earthshot menggarisbawahi bahwa perubahan lingkungan bisa datang dari kebijakan kota — bukan hanya teknologi tinggi.
3. The High Seas Treaty – Melindungi Laut Lepas
Pemenang di kategori “Revive Our Oceans” adalah The High Seas Treaty, sebuah perjanjian global penting yang bertujuan melindungi ekosistem laut yang berada di luar yurisdiksi nasional. Ekosistem ini selama ini rentan terhadap penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan kurangnya perlindungan hukum karena berada di "zona tanpa pemilik".
Perjanjian ini menjadi tonggak dalam konservasi laut global — dengan menetapkan kerangka hukum untuk perlindungan laut lepas, termasuk pembentukan kawasan lindung laut internasional, pengaturan partisipasi negara berkembang, dan mekanisme pendanaan untuk konservasi.
Dengan dukungan Earthshot Prize, upaya perjanjian ini tidak hanya mendapat sorotan global tetapi juga potensi modal dan dukungan agar implementasinya menjadi nyata. Karena tanpa kerangka hukum dan pendanaan, perlindungan laut lepas bisa tetap hanya wacana.
4. Lagos Fashion Week – Fashion Berkelanjutan dari Afrika
Sebuah kejutan sekaligus inspirasi: Lagos Fashion Week dari Nigeria memenangkan Earthshot Prize pada kategori “Build a Waste-Free World”. Mungkin bagi sebagian orang, fashion bukan hal pertama yang terbayang ketika membahas lingkungan — tapi inilah daya inovasi: fashion bisa jadi bagian penting dari solusi sampah dan limbah tekstil.
Lagos Fashion Week telah bekerja untuk mempromosikan kreator lokal yang membuat karya dengan bahan berkelanjutan, kerajinan tangan, dan praktik ramah lingkungan. Dengan pengakuan Earthshot, acara ini bisa memperluas skala produksi slow-fashion, meningkatkan kesadaran terhadap dampak limbah tekstil, dan memperkuat industri mode lokal yang bertanggung jawab.
Kemenangan ini juga mengirim pesan kuat: solusi lingkungan tidak selalu berasal dari laboratorium atau kamp penelitian — kreativitas budaya dan mode juga bisa menjadi motor perubahan iklim.
5. Friendship – Komunitas dan Ketangguhan Iklim dari Bangladesh
Friendship, sebuah organisasi nirlaba dari Bangladesh, memenangkan Earthshot pada kategori “Fix Our Climate”. Mereka bekerja sangat dekat dengan komunitas rentan di daerah pesisir dan delta Bangladesh, yang sangat terpapar bencana alam seperti badai dan banjir akibat perubahan iklim.
Program Friendship memadukan pembangunan infrastruktur tahan iklim (misalnya lewat pembuatan permukiman yang lebih aman), restorasi mangrove, edukasi lokal, dan sistem pemberdayaan masyarakat agar lebih resilien menghadapi cuaca ekstrem. Semua itu dilakukan dengan pendekatan berbasis komunitas: bukan hanya menolong sesaat, tetapi memperkuat kapasitas masyarakat lokal agar bisa adaptasi jangka panjang.
Mendapatkan Earthshot Prize memungkinkan Friendship memperluas dampak mereka: memperkuat jaringan komunitas, meningkatkan kapasitas lokal, dan mendokumentasikan model ketahanan iklim yang bisa direplikasi di wilayah pesisir lain yang menghadapi risiko serupa.
Makna Lebih Besar dari Earthshot Prize 2025
Apa arti dari kemenangan lima proyek tersebut dalam konteks global?
-
Optimisme yang Berdasarkan Bukti
Earthshot Prize memberikan bukti nyata bahwa solusi untuk krisis iklim bukan hanya teori atau impian: beberapa sudah diterapkan dan menunjukkan hasil. Dari restorasi hutan hingga perjanjian laut internasional, ide-ide ini siap untuk diskalakan. -
Perpaduan Lokal dan Global
Lima pemenang berasal dari konteks yang sangat berbeda: Brasil, Kolombia, Nigeria, Bangladesh, serta kerja sama multinasional untuk laut lepas. Ini menunjukkan bahwa tantangan lingkungan bersifat global, tetapi solusinya bisa sangat lokal — dan keduanya perlu dihubungkan. -
Inovasi Teknologi + Kebijakan + Komunitas
Tidak semua solusi dibuat sama: ada proyek yang menggunakan AI dan satelit (re.green), ada yang fokus kebijakan publik (Bogotá), ada yang memperkuat kerangka internasional (High Seas Treaty), dan ada juga yang membangun dari akar masyarakat (Friendship). Keragaman ini penting agar tindakan lingkungan bisa menyentuh banyak lapisan dan sektor. -
Skalabilitas dan Replikasi
Dengan dana dan jaringan Earthshot, para pemenang memiliki kesempatan untuk memperbesar skala proyek mereka — baik secara geografis maupun dampak. Ini bisa menjadi model untuk negara atau komunitas lain untuk mengikuti jejak serupa. -
Inspirasi untuk Generasi Muda
Acara penganugerahan di Rio menghadirkan musik dan selebriti, menjadikannya momen publik yang inspiratif. Bukan hanya tentang ilmuwan dan politisi — generasi muda bisa melihat bahwa berkontribusi untuk bumi bisa dilakukan lewat sains, komunitas, seni, dan wirausaha.
Tantangan dan Risiko ke Depan
Meskipun sangat menjanjikan, inisiatif-inisiatif ini tetap menghadapi sejumlah tantangan:
-
Pendanaan berkelanjutan: Menerima hadiah besar sekali belum cukup — untuk mempertahankan dan memperluas proyek, diperlukan investasi jangka panjang dari sektor publik dan swasta.
-
Rintangan regulasi: Misalnya, perjanjian laut lepas perlu dukungan dan ratifikasi dari banyak negara agar efektif.
-
Skalabilitas sosial: Restorasi alam dan proyek komunitas sering kali memerlukan kerja sama lokal yang dalam, dan tidak selalu mudah untuk meniru model dari satu tempat ke tempat lain dengan kondisi sosial-ekonomi berbeda.
-
Pemantauan & evaluasi: Agar proyek benar-benar efektif, harus ada sistem pemantauan dampak (ekologi, sosial) agar kita tahu apa yang berjalan dan apa yang perlu disesuaikan.
Kesimpulan
Earthshot Prize 2025 lebih dari sekadar penghargaan — ini adalah seruan tindakan dan bukti bahwa optimisme bisa didasari inovasi nyata. Lima pemenang mewakili spektrum tantangan lingkungan paling mendesak saat ini: dari hutan yang hilang, udara yang tercemar, lautan yang rentan, sampah tekstil, hingga masyarakat yang terancam oleh perubahan iklim.
Dengan dukungan dana dan platform global, proyek-proyek ini punya potensi untuk tumbuh jauh lebih besar. Tapi, untuk benar-benar mengubah jalannya krisis iklim, perlu kolaborasi luas: pemerintah, bisnis, komunitas lokal, dan masyarakat sipil harus terlibat.
Malam penganugerahan di Rio de Janeiro bukan hanya perayaan, tetapi titik awal sebuah babak baru: babak di mana harapan dipadukan dengan teknologi, kebijakan, dan kemanusiaan untuk membangun bumi yang lebih hijau dan lebih tangguh.