Pada awal pekan ini, nilai tukar rupiah menunjukkan tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dengan posisi kurs spot menembus angka Rp16.390. Tekanan terhadap rupiah terjadi di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi pasar keuangan, terutama dari arah kebijakan moneter Amerika.
Dolar AS mendapatkan dukungan dari sikap The Fed yang masih cenderung mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka pendek. Meski sejumlah analis memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga menjelang akhir tahun, data ekonomi AS yang tetap solid membuat dolar tetap diminati investor global sebagai aset aman (safe haven).
Di sisi domestik, pelaku pasar menunggu langkah Bank Indonesia berikutnya, menyusul keputusan untuk menahan suku bunga acuan pada pertemuan terakhir. Stabilitas ekonomi dalam negeri juga menjadi fokus utama, mengingat inflasi Indonesia yang relatif terjaga namun masih menghadapi risiko dari fluktuasi eksternal.
Aktivitas perdagangan valas hari ini cenderung didominasi oleh aksi wait and see. Investor cenderung menahan diri hingga rilis data inflasi AS dan pidato pejabat The Fed yang dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan.
Jika tren penguatan dolar ini terus berlanjut, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan terjadi dalam jangka pendek. Namun demikian, kestabilan fundamental ekonomi dalam negeri dapat menjadi penahan gejolak lebih dalam.