Jakarta, 1 Agustus 2025 – Nilai tukar Dolar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah (IDR) pada awal Agustus 2025 menunjukkan pelemahan tipis. Berdasarkan pantauan pasar valuta asing dan berbagai platform perbandingan kurs, nilai tukar USD/IDR tercatat berada di kisaran Rp 16.365 hingga Rp 16.485, turun dari posisi tertingginya minggu lalu yang menyentuh level Rp 16.490.
Penurunan ini mencerminkan respon pasar terhadap berbagai sentimen global dan domestik, termasuk pelemahan dolar secara luas, perubahan arah kebijakan moneter AS, serta fundamental ekonomi Indonesia yang relatif stabil.
Rangkuman Pergerakan Kurs USD/IDR
-
Kisaran Hari Ini (1 Agustus 2025): Rp 16.361 – Rp 16.485
-
Rata-rata Bulanan (Juli 2025): Rp 16.299
-
Level Tertinggi (30 Hari Terakhir): Rp 16.490
-
Level Terendah (30 Hari Terakhir): Rp 16.185
Kurs jual dan beli dolar di beberapa bank nasional Indonesia juga menunjukkan fluktuasi tipis, dengan kurs jual mencapai Rp 16.480 dan kurs beli berkisar Rp 16.340 tergantung pada institusi.
Pelemahan USD: Efek Data Ekonomi AS
Salah satu faktor utama yang mendorong turunnya nilai tukar dolar terhadap rupiah adalah laporan ketenagakerjaan AS terbaru yang dirilis pekan ini. Data menunjukkan bahwa ekonomi Amerika hanya menambahkan sekitar 73.000 lapangan kerja baru, jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di atas 100.000.
Tidak hanya itu, revisi penurunan signifikan terhadap data ketenagakerjaan bulan sebelumnya (dari 190.000 menjadi 73.000) semakin memperburuk sentimen terhadap dolar. Akibatnya, pelaku pasar mulai mempertimbangkan skenario bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan melakukan pemangkasan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Hal ini berdampak langsung terhadap nilai tukar dolar yang kehilangan daya tarik sebagai aset dengan imbal hasil tinggi.
Faktor Domestik: Rupiah Relatif Stabil
Dari sisi domestik, mata uang Rupiah menunjukkan kekuatan yang relatif stabil di tengah tekanan eksternal. Beberapa faktor pendukung stabilitas Rupiah antara lain:
-
Cadangan devisa Indonesia yang tetap tinggi dan mampu menopang kebutuhan impor maupun intervensi BI.
-
Inflasi yang terkendali, membuat investor tetap percaya terhadap pengelolaan moneter di Indonesia.
-
Aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar obligasi domestik setelah pelemahan dolar global.
Bank Indonesia (BI) sendiri belum mengindikasikan akan melakukan perubahan suku bunga dalam waktu dekat. Stabilitas kebijakan ini menjadi penopang tambahan bagi penguatan Rupiah secara perlahan.
Dampak bagi Pelaku Ekonomi
Pelemahan dolar terhadap rupiah membawa konsekuensi bagi berbagai sektor ekonomi di Indonesia:
-
Importir:
Mengalami keuntungan karena nilai dolar yang lebih rendah menurunkan biaya pembelian barang dari luar negeri. -
Eksportir:
Menghadapi tantangan karena penguatan rupiah dapat menurunkan daya saing harga produk ekspor Indonesia di pasar global. -
Pemerintah:
Dalam jangka pendek, pelemahan dolar bisa membantu menurunkan tekanan inflasi impor (imported inflation), terutama dari sektor pangan dan energi. -
Investor dan Trader Forex:
Pasar mata uang menjadi sangat sensitif terhadap data-data makroekonomi AS dan Indonesia, dengan volatilitas yang tinggi membuka peluang namun juga risiko signifikan.
Kesimpulan
Pergerakan nilai tukar USD/IDR awal Agustus 2025 menunjukkan adanya tekanan pada dolar AS sebagai imbas dari pelemahan fundamental ekonomi Negeri Paman Sam. Meskipun Rupiah belum menunjukkan penguatan signifikan, kestabilan ekonomi domestik dan sikap hati-hati dari Bank Indonesia telah menciptakan dasar yang solid untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Ke depan, pelaku pasar perlu mencermati kebijakan suku bunga The Fed, perkembangan geopolitik global, serta laporan ekonomi utama dari AS dan Indonesia yang dapat memengaruhi arah USD/IDR. Saat ini, rupiah mendapat angin segar, tetapi ketidakpastian global tetap menjadi faktor penentu utama pergerakan mata uang.