Amnesty Kecam Israel, Tuduh Sengaja Membiarkan Warga Gaza Kelaparan

 



Organisasi hak asasi manusia internasional Amnesty International kembali melontarkan kritik tajam terhadap Israel. Dalam laporan terbarunya, Amnesty menuding Israel melakukan praktik yang secara sengaja menjerumuskan warga sipil di Jalur Gaza ke dalam situasi kelaparan masif. Tuduhan ini memperkuat narasi bahwa konflik yang sudah berlangsung berbulan-bulan itu tidak hanya menimbulkan korban jiwa akibat serangan militer, tetapi juga menimbulkan bencana kemanusiaan yang lebih luas.

Situasi Krisis Pangan di Gaza

Sejak serangan besar-besaran pecah, distribusi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza semakin terhambat. Akses menuju kawasan utara hampir sepenuhnya ditutup, sementara jalur logistik di bagian selatan juga mengalami hambatan serius. Akibatnya, ratusan ribu warga kini hidup dalam kondisi minim bahan pangan, air bersih, serta obat-obatan dasar.

Banyak keluarga dilaporkan hanya mampu bertahan dengan satu kali makan dalam sehari. Bahkan, sebagian besar harus mengandalkan roti kering atau makanan darurat dari tepung yang dicampur air seadanya. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan. Data lembaga internasional menunjukkan meningkatnya kasus malnutrisi akut di kalangan balita dan anak-anak usia sekolah.

Tuduhan "Senjata Kelaparan"

Amnesty menilai bahwa kelaparan ini bukan sekadar konsekuensi tak terhindarkan dari perang, melainkan bagian dari strategi militer yang disengaja. Mereka menyebut Israel menggunakan blokade bantuan pangan sebagai bentuk tekanan terhadap penduduk sipil Gaza. Amnesty menyebut praktik tersebut bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang karena menjadikan kebutuhan dasar manusia sebagai alat tawar-menawar politik dan militer.

“Ketika akses pangan, air, dan pasokan medis dicegah secara sistematis, itu bukan lagi kegagalan teknis atau kesalahan koordinasi, melainkan keputusan politik yang kejam,” demikian pernyataan organisasi itu.

Reaksi Dunia Internasional

Kecaman terhadap kondisi Gaza juga datang dari berbagai negara dan lembaga global. Sejumlah pejabat PBB menyuarakan keprihatinan mendalam, menyebut bahwa penderitaan warga Gaza kini telah mencapai tahap bencana kemanusiaan. Organisasi bantuan internasional juga terus mendesak dibukanya koridor kemanusiaan yang aman agar distribusi logistik dapat segera menjangkau mereka yang membutuhkan.

Namun, hingga saat ini, langkah nyata masih minim. Israel tetap berpegang pada alasan keamanan bahwa banyak jalur bantuan berpotensi dimanfaatkan kelompok bersenjata. Sementara itu, negara-negara besar dunia terbelah: sebagian mendukung desakan gencatan senjata demi membuka akses kemanusiaan, sebagian lainnya tetap mengedepankan argumen hak Israel untuk mempertahankan diri.

Dampak Jangka Panjang

Situasi kelaparan ini diprediksi akan membawa dampak serius bagi generasi Gaza ke depan. Malnutrisi pada anak-anak bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang permanen, melemahkan daya tahan tubuh, hingga memicu berbagai penyakit kronis. Selain itu, trauma psikologis akibat perang yang diperparah dengan kelaparan berpotensi menimbulkan luka sosial yang sulit dipulihkan dalam jangka panjang.

Seruan Amnesty

Amnesty menegaskan kembali seruan agar komunitas internasional tidak menutup mata terhadap krisis ini. Mereka mendorong agar semua negara, terutama pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar di kawasan, menekan Israel untuk segera menghentikan blokade dan membuka jalur bantuan tanpa syarat. Amnesty juga menyerukan investigasi independen atas dugaan penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama